About Me

Materi PAI Kelas 9 Bab 2 Menatap Masa Depan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal

 



 



Pada materi PAI kelas 9 bab 2 ini akan membahas tentang Menatap Masa Depan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal. Mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kamu sering mengalami masa tidak semangat atau selalu pesimis terhadap segala hal. Pada materi ini kamu akan mempelajarinya lebih jauh lagi tentang sikap optimisme.

Rangkuman materi ini disusun dari buku paket BSE K13 edisi revisi terbaru terbitan Kemdikbud RI, sehingga rangkuman materi PAI ini bisa digunakan sebagai sumber belajar yang terpercaya.


1. Optimis

Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan negatif dalam menghadapi persoalan. Nabi Muhammad SAW. memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis.

Perhatikan hadis berikut ini yang artinya:

“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (!rasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa,yang dimaksud dengan rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.” (H.R Ahmad)

Baca Juga  : Materi PAI Kelas 9, Meyakini Hari Akhir dan Mengakhiri Kebiasan Buruk

Matei PAI Kelas 9 , Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal

Materi PAI Kelas 9 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara

Materi Pai Kelas 9, Haji dan Umrah

Materi PAI Kelas 9, Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat Taat kepada Orangtua dan Guru

Materi PAI kelas 9, Beriman Kepada Qada dan Qadar

Salah satu ciri orang yang optimis adalah ia memiliki harapan yang baik pada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Ciri lain dari orang yang optimis adalah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan.


2. Ikhtiar

Ikhtiar adalah berusaha bersungguh – sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Allah Swt. mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana firman-Nya berikut ini:

وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ – ٣٩وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ – ٤٠ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ – ٤١وَاَنَّ اِلٰى رَبِّكَ الْمُنْتَهٰىۙ – ٤٢

Artinya: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)”. (Q.S. an-Najm/53:39-42)


3. Tawakal

Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu akhlak terpuji. Seseoran yang memiliki sikap tawakal berarti telah memiliki modal awal yang baik Ingatlah bahwa manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya di tangan Allah Swt. yang memiliki sifat wajib Maha Berkehendak (Irādah) dan Maha Kuasa (Qudrah). Perhatikan “rman Allah Swt. berikut ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ هَمَّ قَوْمٌ اَنْ يَّبْسُطُوْٓا اِلَيْكُمْ اَيْدِيَهُمْ فَكَفَّ اَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ- ١١

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman ! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum` bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal. (Q.S. al-Maidah/5:11)

Dampak positif ini terlihat tidak hanya ketika usahanya berhasil. Namun juga terlihat ketika usahanya tidak berhasil. Orang yang tawakal tetap menanggapinya dengan positif.

Kalau usahanya sukses, orang yang tawakal meyakini bahwa kesuksesan itu merupakan karunia Allah Swt. yang harus disyukuri dan tidak perlu menjadi tinggi hati.

Kalau usaha tidak sukses, orang yang tawakal tidak berputus asa dan tetap berusaha.


Post a Comment

0 Comments