About Me

Pasang Surut Penulis Pemula (13)

 

 

Buku buk Rita Wati

 

"Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktikkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis, namun tidak pernah melakukannya, maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya". - Stephen King

 

Guru hebat adalah ketika mereka mencoba untuk menulis. Banyak guru yang awalnya tidak yakin mampu menulis ternyata setelah mereka mencoba dan konsisten  akhirnya bisa melahirkan buku. Menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan dan asik. Banyak penulis awalnya gagal, tapi mereka tak berhenti untuk mencoba dan terus mencoba. Dan tidak pernah berhenti untuk belajar. Ibarat seperti mata pisau. Semakin diasah semakin tajam.

Kemampuan menulis kita harus terus diasah setiap hari. Di Group belajar menulis yang saya ikuti sejak awal ada semboyan di populerkan bapak blogger Indonesia Wijaya Kusumah atau Om Jay “Menulislah Setiap Hari, Buktikan Apa Yang Terjadi”.  Jika setiap hari kita menulis, memang ada dampak yang sangat besar pada kemampaun kita menulis.

Awal dari keberhasilan penulis pemula  adalah mencoba. Karena kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak dapat menemukan kesalahan dan kemampuan kita sampai dimana. Berani untuk mencoba merupakan langkah yang paling bagus untuk memulai menulis.

Selama mengikuti pelatihan belajar menulis PGRI, saya melihat keberhasilan seorang penulis terletak pada kemauan dan keinginanya. Niat dan azam yang kuat menjadi tolak ukur keberhasilan penulis. Jika semakin banyak kita belajar maka semakin bertambah ilmu dan pengetahuan. Apalagi kita belajar dari penulis pemula, yang sama-sama  sedang belajar di group whathshaap. Sebagian peserta.  sudah bisa mencetuskan ide dan gagasanya pada sebuah buku. Mereka memberikan inspirasi banyak peserta belajar menulis.

Rita Wati  guru SMP Negeri 2 Mendoyo Kabupaten Jembrana Provinsi Bali adalah salah satu narasumber pada pelatihan menulis di group whatshapp. Ia adalah penulis pemula tapi saat ini sudah  2 buku solo yang ia terbitkan.  Rita pada awalnya adalah peserta  belajar menulis. Tapi saat ini sudah menjadi narasumber karena kemampuanya untuk terus belajar.

Selain sebagai guru di Bali, guru Rita aktif menulis di blog. Baik itu di kompasiana, wordpress dan blogspot.  Dari sinilah awal mula ia belajar menulis. Bagi penulis pemula, jika ingin belajar menulis cobalah untuk menulis tentang pengalaman kita sendiri. Tulisan itu bisa kita simpan di blog maupun media sosial lainya. Banyak manfaat yang akan kita dapat ketika kita memulai untuk belajar.

Belajar menulis saat ini banyak sekali kemudahan. Kita bisa memanfaatkan dan  menonton di  channel Youtube penulis hebat. Misalnya seperti,  Asma Nadia, Tere Lee, Ahmad Fuad, dan lain-lain. Mereka adalah penulis novel yang sudah melegenda. Novel-novel mereka laris di pasaran. Dari channel youtube kita bisa mendapatkan ilmu gratis dari penulis-penulis hebat ini. Apalagi jika tempat tinggal kita tidak memungkinkan menghadiri pelatihan-pelatihan menulis tatap muka, belajar di Youtube cara instan yang bisa kita dapatkan dengan mudah.  

 

Belajar Dari Semangat Guru Rita Wati Menulis

Pengalaman guru Rita Wati bisa menulis buku penuh dengan gelombang dan pasang surut. Awal mula ia ingin menjadi penulis sudah terbesit sejak lama ketika ia menginjakkan kaki di Yogyakarta  pada 2001. Ketika itu teman kosnya menjadi inspirasi bagi dia, karena sudah  menjadi seorang penulis. Melihat temanya itu aktif menulis ia pun ternodai untuk belajar menulis. Akan tetapi  ia tidak tahu harus memulai  dari mana, dan mau menulis apa.

Meski saat itu belum tahu arah tulisanya, buk Rita Wati memiliki kemauan yang kuat. Ia pun mencoba menulis cerpen dan novel. Ketika sudah ada 80 halaman novel ia tulis,  pada saat itu ia malu untuk menunjukan tulisanya kepada orang lain. Ia belum Percaya Diri (PD) untuk menyebar luaskan novelnya itu. Karena malu tulisanya dibaca, Buk Rita terpaksa harus memberikan pasword setiap novelnya tersebut agar tidak dibaca oranglain.

Ketika  munculnya blog di internet pada 2005, guru Rita Wati pun mulai untuk membuat blog. Ia ingin memiliki jejak digital di internet. Meski saat itu internet belum semuda saat ini. Ketika ingin browsing blog, ia  harus ke warung internet (warnet) dan pada 2005 ia membuat blog pertamanya.

Setelah beberapa tahun fakum menulis di blog, pada 2011 guru Rita kembali membuat blog baru. Buk Rita Wati merasa minder dengan tulisanya. Ia merasa dirinya tidak memiliki bakat untuk menulis. Meski sudah memiliki blog dan memposting 6 tulisan ketika itu, namun pada bulan berikutnya ia hanya menulis 3 tulisan di blog.

Sebagai guru Mata Pelajara Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), buk Rita merasa kecewa dan galau ketika Mapel TIK dihapus pada kurikum 2013. Namun, ketika ada lomba English Essay  diselenggarakan  UNDIKSHA tentang Kurikulum 2013, ia  ikut berpartisipasi.   Pada lomba itu, buk Rita menulis uneg-unegnya tentang dihapusnya Mapel TIK di sekolah. Ia tidak mau Mapel TIK dihilangkan karena khawatir siswa akan mengalami buta teknologi. Jika pun ada yang mampu menggunakan secara otodidak jumlahnya hanya terbatas.

Dalam lomba tersebut ia tidak menyangka menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru Bahasa Inggris. Padahal ia adalah guru TIK. Tapi buk Rita tak minder menulis ketika ia ingin mencurahkan isi hatinya tentang dihapusnya pelajaran TIK. Dan Itulah awal prestasi dalam menulisnya.

 Pandemi Covid-19 juga memberikan  hikmah tersendiri bagi buk Rita Wati. Karena ia kembali aktif menulis di blog. Ia mengisi materi-materi di blog dan mengikuti webinar PGRI. Dalam webinar itu, Ketua PGRI Prof.Unifah menyampaikan jika ada pelatihan menulis pesertanya dari seluruh Indonesia dan menyinggung dari Provinsi Bali masih sedikit.

Dari webinar inilah guru kelahiran Tanjungpinang terus aktif untuk menulis sehingga ia bisa menerbitkan 2 buku solo. Pelajaran berharga, tidak ada kata terlambat untuk belajar menulis. Meski terkadang penyakit malas menghantui para penulis pemula, tapi jika masih punya keinginan kuat pasti suatu saat akan ada jalan mulus untuk menulis buku. Selamat Mencoba

“Tidak apa-apa terlambat belajar, dari pada tidak pernah belajar sama sekali” (ahmad yani)

 

Post a Comment

10 Comments

  1. Replies
    1. Sama om.. terima kasih om udah sering komentar..

      Delete
  2. Terimakasih Pak Ahmad Yani. Penuturan bahasa resume yang menarik dan mengalir , blognya keren

    ReplyDelete
  3. quote terakhirnya luar biasa...
    Ressumenya juga lengkap dan mengalir sekali saat dibaca, membuat saya yang tidak hadir dalam pertemuan belajar mudah memahaminya.
    Terimakasih

    ReplyDelete
  4. Terima kasih atas kisah dan kebermanfaatan yang dicurahkan di sini.
    Salam, Pak

    ReplyDelete
  5. Terimakasih resumenya pak.. Bs bljr dr bu tita alhamdulilah..

    ReplyDelete
  6. Terima kasih ilmunya sangat inspiratif... Membakar....

    ReplyDelete