About Me

Kenapa Guru Sulit Naik Kelas Menengah Keatas?

 

Guru dan siswa naik pompong untuk ke sekolah. Profesi guru sulit naik kelas menengah keatas (dopri)

Saya mungkin adalah salah satu warga negara berstatus kelas menengah dari 270 juta penduduk Indonesia. Tapi agak bingung juga apakah kelas menengah kebawah atau kelas menengah ke atas? Karena gaji guru PNS saat ini sama aja dengan  buruh-buruh di pabrik dan industri. 

Hal itupun tampak dari kesenjangan ekonomi guru dan buruh pabrik. Misalnya dari segi ekonomi. Buruh pabrik di gaji berdasarkan Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten (UMK). Belum lagi buruh pabrik mendapatkan upah lembur dan tunjangan lainya. 

Dilansir dari Peraturan BKN Nomor 1 Tahun 2024,  gaji pokok PNS tahun 2024 yang paling tinggi itu golongan IVE, sebesar Rp 3.880.400 sampai dengan Rp 6.373.200. Dan yang paling rendah itu golongan IA, sekitar  Rp 1.685.700-Rp 2.522.600.

Nah seorang guru untuk mencapai golongan tertinggi IVE itu butuh waktu yang cukup lama. Karena kenaikan pangkat guru juga sesuai dengan lama bekerja. Kenaikan gaji juga bukan berdasarkan kualitas dan profesional bekerja, namun berdasarkan lama guru PNS tersebut mengabdi. 

 Dari Sabang sampai ke Maroko, dari kota ke desa gajinya tetap sama rata. Yang berbeda adalah hanya Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP). Karena ini berdasarkan kekuatan keuangan daerah masing-masing. 

Nah berbeda dengan buruh pabrik. di Jakarta buruh pabrik atau perusahaan mendapatkan gaji 2024 berdasarkan UMP 2024, sebesar Rp 5.067.381. di Kabupaten Bekasi, UMK nya saat ini tembus Rp 5.343.430. Di kota Surabaya UMK nya Rp4.725.479.Ini belum terhitung uang lembur dan lama mereka bekerja. 

Menjadi guru bukanlah perkara mudah. Selain bertanggung jawab menjaga anak-anak di sekolah,  guru juga harus bisa meningkatkan kemampuan dan keahliannya, terlebih lagi  guru ASN.

  Sebagai Guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), mendapatkan gaji berdasarkan golongan itu memang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari mencukupi. Dari segi makan minum, sandang pangan saya tidak kesulitan saat ini. Tetapi untuk naik kelas menegah keatas ini sangat sulit. Hal ini terlihat dari gaji guru yang rendah dan hanya bisa mencukupi menutup dan mengisi kebutuhan perut dan dapur  keluarga. 

Mirisnya lagi ketika kita mendengar gaji guru honorer yang terkadang diberi Rp 200 hingga RP 300 ribu per bulan. Guru pun menjerit dan teriak-teriak kepada pemerintah tentang kebutuhan ekonomi mereka belum terpenuhi dengan baik. Jika pegawai pabrik gaji sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK), berbeda dengan gaji guru kita saat ini terutama guru Non PNS.

Saya sangat merasakan kondisi guru PNS saat ini. Uang tabungan saja sulit untuk sampai Rp 50 juta apalagi Rp 100 juta. Bahkan ada guru yang harus berhutang di BANK dengan jaminan SK PNS. Gaji yang ia terima pun setiap bulanya tidak sampai Rp 800.00,-. Karena harus mencicil setiap bulan ke BANK. Temponya juga bisa 10 tahun atau lebih. Bahkan sampai pensiunpun utangnya masih ada di BANK. 

Selain gajinya guru yang notabane hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, guru juga kesulitan untuk menabung dari hasil gaji yang ia terima. Gaji yang diterim guru hanya cukup untuk kebutuhan sandang pangan . Misalnya membayar rumah di KPR, sewa rumah, listrik, air, pulsa internet,  pakaian, kebutuhan sehari-hari dan lain-lainnya yang tak bisa diceritakan disini. 

 Gaji yang ia terima setiap bulan itu hanya cukup untuk membayar kebutuhan sehari-hari. Ini belum lagi untuk anak sekolah dan kuliah. Padahal profesi guru ini sangat mulia. Bahkan beberapa negara membayar gaji guru setiap bulanya bisa mencapai Rp 100 juta.

Misalnya dengan negara tetangga kita Singapura. Gaji guru di Singapura bisa mencapai sekitar 10.000 SGD hingga 12.000 SGD per bulan untuk guru dengan pengalaman dan kualifikasi yang cukup. Jika di rupiahkan setara dengan sekitar 100 juta IDR hingga 120 juta IDR per bulan.

Guru-guru di Singapura diberikan gaji yang relatif tinggi. Sehingga pemerintah Singapura menempatkan banyak perhatian pada pendidikan sebagai faktor kunci dalam pembangunan negara, sehingga profesi guru dianggap penting dan dihargai.

Di Korea Selatan gaji guru  mencapai sekitar 3.500.000 KRW hingga 4.500.000 KRW per bulan. Dalam Rupiah, ini setara dengan sekitar 45 juta IDR hingga 60 juta IDR per bulan. Sementara di Swiss, pemerintanya memberikan guru gaji yang cukup besar sekitar 6.000 CHF hingga 8.000 CHF per bulan.  Jika di rupiahkan setara dengan sekitar 90 juta IDR hingga 120 juta IDR per bulan. 

Sistem pendidikan Swedia dan juga Korea Selatan  memberikan gaji yang cukup tinggi bagi guru, serta fasilitas dan dukungan yang memadai. Profesi guru di Swedia dan Korea Selatan dianggap sebagai salah satu profesi yang penting dalam masyarakat. Budaya yang menghargai pendidikan dan tekanan untuk sukses akademis membuat profesi guru menjadi pilihan yang menarik di negara ini.

Itu hanya sebagian contoh negara-negara di dunia ini memberikan perhatian yang serius terhadap kesejahtaraan guru. Sehingga profesi guru di negara tersebut menjadi warga negara kelas menegah keatas. 

Sementara di Indonesia, guru masih warga negara kelas menengah ke bawah. Profesi guru sama dengan profes buruh pabrik dan industri. Tak heran guru sulit naik kelas. Gaji yang Rendah membuat sulit bagi guru untuk membangun kekayaan atau memenuhi kebutuhan hidup yang lebih tinggi saat ini. 

Selain itu, profesi guru dianggap kurang bernilai atau kurang prestisius dibandingkan dengan profesi lain yang memberikan penghasilan yang lebih tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi motivasi guru untuk meningkatkan kondisi finansial saat ini. 

Menjadi guru bukanlah perkara mudah. Selain bertanggung jawab menjaga anak-anak di sekolah,  guru juga harus bisa meningkatkan kemampuan da

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kenapa Profesi Guru Sulit Naik Kelas Menengah ke Atas?", Klik untuk baca: Kenapa Guru Sulit Naik Kelas Menengah Ke Atas?

Kreator: Ahmad Yani




Post a Comment

0 Comments