About Me

Memerdekan Manusia, Filosofi Pendidikan KI Hajar Dewantara


Terlepas apapun kurikulum yang dianut oleh pendidikan kita. Namun jangan lupa bahwa "Memerdekan Manusia" itu lebih utama dari masalah kurikulum. 

"Menurut Ki Hajar Dewantara" Tujuan Pendidikan itu bukan untuk menjadi orang pinter atau jenius. Tapi adalah menjadi orang yang selamat dan bahagia. Yuk simak tulisan ini. Tulisanya ini saya rangkum dari berbagai sumber". Menurut saya pembahasan tentang ini jarang dikemukan dan dibahas. 

Kurikulum pendidikan kita baru saja diganti. Yang dulunya K13, sekarang ada namanya baru lagi yakni "Kurikulum Merdeka". Meski kurikulum ini belum merata diterapkan diseluruh tanah air, namun gaungnya sudah sampai ke sekolah-sekolah. Mulai dari sosialisasinya, baik melalui media sosial, daring atau luring, agar kurikulum merdeka ini sampai ditelingga para guru dan murid di tanah air. 

Ketika kita sudah mendengar kata "Merdeka", dialam pikiran sadar kita pasti sudah merespon bahwa Merdeka itu artinya bebas dari penjajahan, penghambaan,  tekanan, apalagi intimidasi. Namun, sebelum kurikulum ini diluncurkan, sebanarnya Bapak Pendidikan KI Hajar Dewatara, hampir satu abad lalu juga telah merumuskan dengan matang bahwa tujuan Pendidikan adalah untuk "Memerdekan Manusia". 

Zaman saya sekolah dulu, saya punya persepsi kalau KI Hajar Dewantara itu adalah aki-aki Jawa yang belajar ilmu pekerti luhur dari nenek moyangnya yang dijadikan dasar pendidikan.

Nama depanya aja "KI" ya kan.  terus dia dikenal tiga bahasa alus yang dijadikan semboyan pendidikan Indonesia ""Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani." kurang apa Ki jawa,  apa nggak dipersoalkan dan  persepsi orang KI Hajar Dewantara kalau zaman sekolah cuman diajrin soal itu saja.

Namun jangan salah menilainya, KI Hajar Dewantara adalah anak bangsa yang jenius. Ketika muda, ia mendapatkan beasiswa sekolah kedokteran Belanda di Bativia. Kita bayangin aja ya, kalau orang pribumi di zaman itu dapat beasiswa dari Belanda itu  adalah bukan anak sembarang. Dia sekolah-nya di kedokteran. Pintar bangetlah orang itu.

Sayangnya dia tidak cuman pintar tapi juga berani. KI Hajar ketika dikampus ia suka sekali mengkritik pemerintah Belanda kesana kemari. Sampai akhirnya dia dikeluarkan dari kempusnya. Kemudian ia menjadi wartawan. Semakin jadi-jadi, ia mengkritik pemerintah Belanda. Nulis tajam-tajam tentang pemerintah Belanda. Akhirnya Ki Hajar Dewantara dibuang ke Belanda jauh-jauh dari Indonesia, agar ia tidak bikin rusuh lagi Indonesia.

Setelah beliau dikirim ke Belanda. Tauhkah kita apa yang beliau lakukan di Belanda. Beliau malah semakin banyak belajar meski dalam kondisi dibuang ketika itu. Nah zaman sebelum ada internet dulu, yang namanya posisi menentukan prestasi.  Dan ketika KI Hajar berada di Belanda beliau malah semakin mudah dan banyak mendapatkan  akses-akses buku dan bertemu  orang-orang bijak disana dari seluruh dunia. 

di Belanda, KI Hajar belajar tentang pendidikan, ilmu filsafat, psikologi dan ilmu-ilmu lainya. Termasuk salah satunya kurikulum dan filosofi "Montessori".  Yang dijadikan kurikulum salah satu sekolah elit di seluruh dunia. Dan hasil pembelajaran dia,  dan otak jeniusnya dibawa ke Indonesia, dan dirangkum untuk dijadikan pedoman pendidikan di Indonesia ala Ki Hajar Dewantara.  Tiba di Indosia, ia pun mendirikan taman siswa. 

KI Hajar Dewantara adalah bukan aki-aki Kejawan, tapi dia adalah aktifis jenius yang sangat konsent soal pendidikan pada saat itu. Tiga hal filosofi pendidikan pendidikan KI Hajar Dewantara, yang penting untuk kita ketahui.

Dalam tulisan ini kita akan membahasa hal yang inti lagi dari pemikiran KI Hajar Dewantara ini. Dan ini jarang diajarkan di sekolah. Penasaran yuk baca terus tulisan ini ya bro/sis. 

Pertama, Tujuan Pendidikan : Menurut kamu, tujuan pendidikan itu apa sih? apakah bikin pinter, mendapatkan nilai bagus, atau dapat ijazah dan bisa kerja. Ya nggalah pastinya.  Nah menurut KI Hajar Dewantara, tujuan pendidikan itu adalah "Memerdekan Manusia" 

Nah, kalau ditanya nih, apakah itu Manusia Merdeka. Menurut KI Hajar Dewantara, adalah poinya itua da dua, yakni "selamat raganya dan bahagia jiwanya". Survive dan happy. Itukan yang kita cari dalam hidup. Kita semuanya pasti pinginya selamat dan bahagia.

Kalaupun kita bilang "nggalah" tujuan hidup kita adalah akhirat. Kita itu berharap apa kalau diakhirat itu untuk mencari selamat dan bahagia di surga. Iya kan. ini adalah sebuah pemikiran secara universal bisa diterima sebetulnya. Mulai dari filsafat, agama sampai ilmu pengetahuan psikologi modern. Kita sepakat dalam hal ini. Manusia dalam hidupnya nyarinya itu pasti  keselamatan dan kebahagian. 

Sekarang lihat deh disekitar kita! Kira-kira kebanyakan orang disekitar kita tau nggaklah agar hidupnya selamat dan bahagia. Kayaknya ngga ya. Kenapa coba pada ngga tau. Ada nggak yang ngajarin, sekolah ngajrin itu nggak. Nah, kalau sekolah nggak ngajarin, tau dari mana coba kita tentang tujuan dari pendidikan. 

Padahal, menurut KI Hajar Dewantara, pendidikan itu harusnya memerdekan manusia, menghasilkan manusia selamat dan bahagia. Nah, inilah yang jarang diajarkan di sekolah-sekolah kita saat ini. 

Kedua. Ki Hajar percaya pendidikan itu punya tiga peran penting, yakni, pertama memajukan dan menjaga diri, kedua, memelihara dan menjaga bangsa dan ketiga, memelihara dan menjaga dunia. KI Hajar menyebut ini sebagai filosofi "Filosofi Tri Rahayu". Dia percaya, semua itu terhubung dan semuanya berkontribusi  pada kepentingan yang lebih besar. 

Contohnya adalah seperti ini, jika kalian bisa menjadikan diri kita orang yang merdeka dan bahagia. Kira-kira, orang disekitar kita, atau teman kita jadi lebih baik nggak hidupnya.  Misalnya nih, jika disebuah daerah keluarga-keluarganya bahagia, baik, daerahnya jadi maju atau nggak.  Kalau sebuah negara, daerahnya maju, negaranya jadi maju atau nggak. Kalau negaranya maju, yang merasakan efeknya pasti semuanya, raknya dapat merasakan. Semuanya itu terhubung. Dan itu dimulai dari kita masing-masing. Memerdekan satu orang, itu langkah awal memerdekan satu keluarga. Memerdekan keluarga adalah langkah awal, memerdekan daerah.  Memerdekan daerah adalah langkah awal memerdekan bangsa.

Semakin banyak orang yang terpapar pada hal yang baik, yang kita ajarkan maka akan semakin baik bangsa ini. Semakin baik bangsa ini, semakin nyaman kita hidup.  Ini adalah zaman kita bahagia bersama, tanpa harus mengorbankan orang lain. Jadilah orang-orang merdeka dan ajarkan kepada orang-orang lain. 

 ketiga, KI Hajar Dewantara menyebutnya pendidikan itu harus kontinu, konvergen dan kosentrsis. Kontinu artinya dalah berkelanjutan. Apa yang kita dapat hari ini adalah hasil dari apa yang kita pelajari dari masa lalu. Sejak lahir sampai kemarin. Dan besok, hari ini adalah sudah menjadi masa lalu buat kan ya kan. Belajar itu terus menerus sepanjang hidup. Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.  

Selanjutnya Konvergen artinya adalah ilmu itu harus dari berbagai sumber. Ambilah ilmu dari luar atau zona nyaman kita. Karena kalau disitu-situ aja kita bisa jadi stagnan. Kembangkan terus pengetahuan kita. 

Dan terakhir adalah kosentris, maksudnya belajar dari luar itu boleh saja, tapi disesuaikan juga  dengan identitas dan konteks yang ada dihidup kita masing-masing.  

Ki Hajar sendiri, meski mengambil konsep pendidikan dari luar, namun bisa membuat filosofi keren hingga dikenal saat ini. 


Post a Comment

0 Comments